Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

PEREMPUAN MENULIS AKIKAH

Bagaimana perempuan memandang Akikah? Tulisan Musdah Mulia yang merupakan  Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ) patutlah menjadi referensi.  Dalam tulisannya Ia kembali menegaskan bahwa dalam prakteknya dahulu Nabi Muhammad SAW tidak membedakan sembelihan hewan untuk merayakan kesyukuran kelahiran anaknya baik laki maupun perempuan. Lantas darimana distorsi bahwa untuk anak laki harus 2 ekor kambing dan perempuan setengahnya? Walaupun Akikah adalah budaya Jaman Jahiliyah yang masih terus dipertahankan dengan perbaikan, ia memiliki sumber-sumber sejarah yang patut dipelajari. Hukum Sunnah untuk melaksanakan Akikah tentu tidak semata-mata muncul sebagaimana juga aturan tentang jumlah hewan yang disembelih. Lantas mengapa praktek Nabi SAW, justru di distorsi? Menarik juga dicermati bagaimana Musdah Mulia memparkan (walaupun singkat) bagaimana tuntunan mendidikan anak-anak. Perempuan Bone yang  Kakek dari Ayahnya, H. Abdul Fatah merupakan Mursyid ternama di jamaah tarek

Ribut Politik Tradisi

Siang hari Senin , (21/1) Resmi sudah rumor yang beredar mengenai mundurnya petinggi partai Nasional Demokrat. Bertempat di HT Foundation Jl. Diponegoro 29, Harry Tanoesoedibjo, Ketua Dewan Pakar bersama tiga orang jajaran pengurus pusat partai NasDem menyatakan pengunduran dirinya secara resmi dihadapan media massa nasional.  Tak pelak, pemberitaan mundurnya jajaran petinggi partai NasDem ini mengisi banyak ruang pemberitaan media nasional. Media massa nampak lupa bahwa keempat orang yang mundur dari Partai NasDem tersebut hanyalah tokoh seperti halnya tokoh-tokoh lainnya. Mereka hanyalah actor-aktor dari pelaksana ide-pemikiran politik. Indonesia dan Politik Ketokohan Sejak awal berdirinya Republik Indonesia, politik ketokohan hampir sudah menjadi “ciri khas” perpolitikan di Indonesia. Dalam kadarnya masing-masing, politik ketokohan di Indonesia mengiringi sejarah perkembangan bangsa ini.  Lihat saja misalnya betapa senangnya literatur-literatur sejarah mengarusutamakan n