Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

PENJARAKAN JEMPOL

Florence Sihombing ditahan Polda DIY karena kalimat makian yang dibuatnya di akun path miliknya dilaporkan oleh LSM Jangan Khianati Suara Rakyat (Jati Sura).   Selain karena laporan salah satu LSM, Ia ditahan karena Polda DIY menganggap apa yang dilakukan Florence Sihombing merupakan delik absolut yang tidak perlu ada laporan sebelumnya. Atas tindakan memaki di path ini Florence diadukan telah melanggar UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE No.11 Tahun 2008) pasal 28 ayat 2 dan KUHP pasal 311. Florence diduga melakukan penghinaan, pencemaran nama baik, dan provokasi mengkampanyekan kebencian. Orang tua, kampus dan kuasa hukum Florence mengajukan penangguhan penahanan yang akhirnya disetujui pihak Polda DIY. Kriminalisasi Komunikasi Kasus Florence Sihombing (Flo) sebenarnya bukan kasus baru di Indonesia dewasa ini. Ada beberapa kasus lainnya yang hampir sejenis. Ada orang yang juga dipidanakan karena dianggap menghina teman di Faceboo

Ayah Menangis? (Diambil dari tulisan yang bergelimpangan di jagat maya)

"DIBALIK KETEGARAN SEORANG AYAH" Bagi seseorang yang sudah dewasa dan sedang jauh dari orang tua, mungkin akan lebih sering merasa rindu kepada Ibunya. Lalu bagaimana dengan Ayah? Mungkin karena Ibu lebih dekat denganmu. Mungkin karena Ibu lebih sering nelpon untuk menanyakan keadaanmu. Tapi tahukah kamu, jika ternyata ayahlah yang mengingatkan Ibu untuk meneleponmu? Menghubungimu? Saat kecil, Ibulah yang lebih sering mendongeng.Tapi tahukah kamu bahwa sepulang ayah bekerja dengan wajah lelah beliau selalu menanyakan pada Ibu, apa yang kamu lakukan seharian. Saat kmu sakit batuk / pilek, ayah kadang mmbentak : "Sudah dibilang jangan minum es!" Tapi tahukah kamu apa maksudnya? Tiada lain bahwa ayah mengkhawatirkan kesehatanmu? Ketika kamu remaja, kamu menuntut untuk mendapat izin keluar malam. Ayah dengan tegas berkata "tidak boleh!" Sadarkah kamu bahwa ayahmu hanya ingin menjagamu? Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat kamu bisa

A Father's Prayer

by General Douglas MacArthur Build me a son, O Lord, who will be strong enough To know when he is weak and brave enough to face himself when he is afraid. One who will be proud and unbending in honest defeat, And humble, and gentle in victory. Build me a son whose wishes will not take the place of deeds; A son who will know Thee and that to know himself is the foundation stone of knowledge. Lead him, I pray, not in the path of ease and comfort, but under the stress and spur of difficulties and challenge. Here, let him learn to stand up in the storm, here let him learn compassion for those that fail. Build me a son whose heart will be clear, whose goal will be high, a son who will master himself before he seeks to master other men, one who will reach into the future, yet never forget the past. And after all these things are his, add, I pray, enough of a sense of humor, so that he may always be serious, yet never take himself too seriously. Give him humility, so th

Gegodot Media Mendidik

Beberapa hari lalu (21/3) membaca artikel di website Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) “ KPI Minta Partai Politik Beriklan Kampanye di Program Siaran Yang Mendidik” . Setelah membaca keseluruhan isi artikel intinya adalah Komisioner KPI meminta partai untuk menempatkan iklan mereka di acara-acara; 1) Yang tidak dikenakan sanksi, 2) Sesuai P3SPS, 3) Tidak memiliki dampak buruk bagi masyarakat. Secara kasar dapat disimpulkan bahwa program siaran yang mendidik menurut pengertian KPI adalah program acara yang masuk dalam 3 kriteria tersebut. Sebelumnya ramai juga diberitakan kritik terhadap tayangan Yuk Keep Smile (YKS). Tidak hanya kritik, namun juga pengenaan sanksi bagi tayangan tersebut. Berbagai kalangan menganggap tayangan YKS tidak mendidik. Media massa dengan mengutip pakar tertentu juga membangun logika bahwa tayangan YKS yang banyak berisi joget-joget adalah tayangan tak mendidik dan tak layak bagi anak. Didalam petisi online yang meminta tayangan

Mengharap Jokowi : Foxconn Berhasil Tanam Jangkar Investasi

Semakin menghangat suhu politik di Indonesia menjelang pemilu legislative 2014. Jalan-jalan sudah dipadati berbagai atribut peraga kampanye. Mulai dari kampanye partai, anjuran mencoblos bahkan sampai kritikan soal pemilu. Ruang- ruang public juga semakin dipadati wacana yang selalu saja merekah setiap lima tahunan. Tidak terkecuali warga Jakarta, yang belum lama “menikmati” pemimpin baru yang rupa-rupanya “nyocok” dengan keinginan sebagian besar penduduknya. Gaya gubernur yang senang blusukan dan wakilnya yang galak Nampak masih begitu didambakan warga untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Program-program populis yang dijalankan duet Jokowi-Ahok masih terus didambakan dan ditunggu warga. Bulan Madu Berakhir Belum cukup puas warga DKI Jakarta merasakan masa-masa indah bersama duo pemimpin yang mereka gandrungi, bayang-bayang hitam seakan sedang menggelayuti harapan warga. Jokowidodo sedang digadang-gadang oleh sebagian kelompok orang untuk dimajukan d