Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2014

Gegodot Media Mendidik

Beberapa hari lalu (21/3) membaca artikel di website Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) “ KPI Minta Partai Politik Beriklan Kampanye di Program Siaran Yang Mendidik” . Setelah membaca keseluruhan isi artikel intinya adalah Komisioner KPI meminta partai untuk menempatkan iklan mereka di acara-acara; 1) Yang tidak dikenakan sanksi, 2) Sesuai P3SPS, 3) Tidak memiliki dampak buruk bagi masyarakat. Secara kasar dapat disimpulkan bahwa program siaran yang mendidik menurut pengertian KPI adalah program acara yang masuk dalam 3 kriteria tersebut. Sebelumnya ramai juga diberitakan kritik terhadap tayangan Yuk Keep Smile (YKS). Tidak hanya kritik, namun juga pengenaan sanksi bagi tayangan tersebut. Berbagai kalangan menganggap tayangan YKS tidak mendidik. Media massa dengan mengutip pakar tertentu juga membangun logika bahwa tayangan YKS yang banyak berisi joget-joget adalah tayangan tak mendidik dan tak layak bagi anak. Didalam petisi online yang meminta tayangan

Mengharap Jokowi : Foxconn Berhasil Tanam Jangkar Investasi

Semakin menghangat suhu politik di Indonesia menjelang pemilu legislative 2014. Jalan-jalan sudah dipadati berbagai atribut peraga kampanye. Mulai dari kampanye partai, anjuran mencoblos bahkan sampai kritikan soal pemilu. Ruang- ruang public juga semakin dipadati wacana yang selalu saja merekah setiap lima tahunan. Tidak terkecuali warga Jakarta, yang belum lama “menikmati” pemimpin baru yang rupa-rupanya “nyocok” dengan keinginan sebagian besar penduduknya. Gaya gubernur yang senang blusukan dan wakilnya yang galak Nampak masih begitu didambakan warga untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Program-program populis yang dijalankan duet Jokowi-Ahok masih terus didambakan dan ditunggu warga. Bulan Madu Berakhir Belum cukup puas warga DKI Jakarta merasakan masa-masa indah bersama duo pemimpin yang mereka gandrungi, bayang-bayang hitam seakan sedang menggelayuti harapan warga. Jokowidodo sedang digadang-gadang oleh sebagian kelompok orang untuk dimajukan d

Prang !!!

--> Pernah mendengar suara piring yang dilempar ibu dan jatuh tepat dilantai? Setidaknya begitulah suara yang terdengar. Ada banyak variasi suara sebenarnya. Namun paling tidak suara prang pasti terdengar sebelum kita melihat serpihan beling berserakan. Bukan ingin membicarakan hubungan orang tua yang tak akur sehingga terjadi peristiwa “piring terbang”.   Namun ada baiknya mempersiapkan diri apabila hal tersebut mungkin dapat terjadi.   “Sedia payung sebelum hujan” kalau menurut nenek saya. Lebih baik siapkan piring dan gelas yang berkualitas baik untuk berjaga apabila terjadi “piring terbang” ketimbang repot mencari alas makan dan minum setelah peristiwa terjadi. Kebanyakan dari kita hanya melihat ukuran kapasitas serta kejernihan sebelum membeli perabot dari gelas. Namun sebenarnya ada beberapa hal yang selayaknya juga dapat diperhatikan sebelum membeli gelas. Dari sekian banyak gelas beredar dipasaran, setidaknya ada 3 kelompok bahan dasar pembentuk gel

Jangan Takut Jejakkan Kaki di Negeri Orang; 7 Tips Melancong Asyik di Luar Negeri

Pernah datang ke kantor imigrasi 10 - 5 tahun yang lalu? Sudah pernah datang lagi dalam waktu dekat ini? “Datang sebelum buka loket biar bisa cepat” begitu ujar seorang kawan yang sudah berpengalaman membuat passport. Ia menambahkan bahwa antrian pembuat passport sekarang ini bisa melebihi jumlah passport yang disediakan perharinya. Langsung terbayang suasana antrian pembayaran pajak kendaraan bermotor yang mengerikan itu. Walau begitu, passport adalah dokumen penting sebelum kita bisa pergi menjejakkan kaki ke negeri orang. Rhenald Kasali, seorang Guru Besar Manajemen Pemasaran di Universitas Indonesia, berkata bahwa passport adalah anak kunci yang akan kita gunakan untuk membuka pintu luar negeri. Ada beberapa tips agar kita berani menapakkan kaki di negeri orang yang bisa dipertimbangkan. Pertama, seperti sudah disebutkan diatas adalah buatlah passport . Jika sudah memiliki passport, pastikan bahwa passport tersebut masih berlaku setidaknya diatas 3 tahun. Hal ini

SELAMATKAN FREKUENSI PUBLIK

Riuh rendah protes disampaikan oleh berbagai kelompok aktivis dari berbagai organisasi rakyat terhadap “peyalahgunaan” frekuensi publik oleh konglomerat media. Berbagai upaya dilakukan mulai dari penggalangan opini, aksi massa sampai menggugat di lembaga peradilan dilakukan agar pemerintah menindak  tegas penyalahguna frekuensi publik.  Namun demikian pemerintah masih belum melakukan tindakan berarti untuk menyelamatkan frekuensi publik. Sejak awal tahun politik 2014 ini, suara-suara protes atas penggunaan media massa untuk kepentingan politik pemilik media terus menguat. Hal ini tentu tak mengherankan karena setidaknya ada 4 kontestan politik yang juga pemilik media.   Harry Tanoesoedibjo, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, dan yang sebelumnya sudah berkuasa Dahlan Iskan. Tidak tanggung-tanggung keempatnya digadang-gadang oleh partai masing-masing untuk menjadi kandidat RI 1 dan RI 2. Protes dilakukan karena keempat media ini dianggap menggunakan media yang dimilikinya sebagai m