Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2011

RAJA SEDANG PESTA, KAWULO TENANG!!!

“dan Pesta itu pun berlangsung saat jembatan runtuh memakan nyawa kawulo” Seharian ini perbincangan pernikahan Ibas putra SBY dan Alya Putri Hatta Rajasa sangat ramai dibicarakan publik. Ada yang sumringah tak sedikit yang mencibir. Ada yang senang banyak juga yang prihatin. Tapi pasti semua senang, karena Rajanya Raja sedang pesta. Disaat bersamaan dengan diberlangsungkannya pestapora para pejabat di JCC, di Kalimantan, jembatan yang sempat menjadi kebanggaan pemerintahan Kalimantan Timur roboh dan menelan korban. Disaat akad nikah dilaksanakan di Cipanas, Jogja dilanda gempa. Inilah kesempatan besar kaum mistis mengemukakan berbagai teori konspiratif-metafisis bahwa pernikahan terjadi dihari “panas”. Rajanya raja lebih tahu masalah peramalan, kawulo tidak mengerti apa-apa. Rajanya raja sedang pesta, kawulo harus bahagia juga Sebagaimana diungkapkan oleh tamu undangan yang hadir di pesta akbar akhir tahun ini, pernikahan Ibas-Alya cukup sederhana. Ukurannya jelas, karena ada jajanan

HUKUMAN TERBERAT TIDAK HARUS HUKUMAN MATI

Hari ini membaca berita di kompas.com tentang hukuman bagi pelaku pornografi anak . Menjadi menarik bahwa hukuman dijatuhkan kepada terpidana karena ia didakwa melakukan tindakan keji "pelecehan sexual" dengan memproduksi dan menyebarkan pornografi anak. Dari hukuman yang dijatuhkan kepada terpidana, terlihat betapa seriusnya pemerintah negara bagian Indiana khususnya dalam memandang persoalan perlindungan bagi warganya khususnya terhadap mereka yang rentan. Bahkan pihak berwajib memasukan penyelidikan kasus ini sebagai "kasus paling penting". Keseriusan ini juga terlihat dari putusan hukuman berupa 315 tahun penjara padahal akan sulit mendapatkan manusia yang dapat terus hidup hingga usia bahkan diatas 90 tahun saja. Pemerintah Indiana juga memasukkan pelaku kejahatan pornografi ini dalam pelanggaran hukum paling". Mencermati kasus ini, yang cukup menarik perhatian adalah bahwa pemerintah tidak menjatuhkan hukuman Mati sebagai hukuman terberat kepada pelaku ke

BUKAN PERNIHAKAN PUTRA MAHKOTA

Beberapa hari belakangan, media nasional ramai memberitakan akan berlangsungnya perhelatan pernikahan Ibas dan Aliya. Heboh pemberitaan sebenarnya sudah terjadi semenjak pertunangan keduanya dilakukan. Maklum keduanya merupakan anak-anak dari orang berpengaruh di Indonesia. Sang calon mempelai perempuan adalah anak dari Hatta Rajasa yang kebetulan juga merupakan salah satu menteri dari kabinet yang dipimpin oleh ayahanda calon mempelai pria. Seperti halnya berita pernikahan dari anak-anak para pembesar di Indonesia, berita pernikahan Ibas dan Alya menjadi terasa “penting” untuk begitu ramai dibicarakan. Ada beberapa hal yang cukup menarik perhatian dari perhelatan yang begitu banyak menyita perhatian publik akhir-akhir ini. Biaya pernikahan yang menghabiskan milyaran rupiah. Walaupun pernyataan resmi dari sekertaris negara bahwa tidak ada sepeserpun dana negara yang digunakan untuk perhelatan ini, namun pernikahan ini adalah acara yang cukup dahsyat ditengah ditengah krisis yang dilan

WC, SAMPAH, dan UKURAN PERADABAN

Dalam satu kesempatan ngobrol santai dengan seorang kawan yang aktivis penguatan masyarakat, kawan saya mengatakan bahwa salah satu ukuran peradaban adalah WC. Hal ini katanya diungkapkan oleh sebuah lembaga sosial internasional yang sedang menjalankan programnya di Indonesia. Terbahak ketika pertama kali mendengar hal ini. Namun ternyata ujaran kawan yang aktivis ini justeru menjadi kuman dikepala saya. Sambil terus ngobrol santai, terpikir juga oleh saya kebenaran akan hal tersebut. Saat manusia dalam tahapan perkembangan hidup yang paling sederhana, akan sulit diketemukan WC pastinya. Namun terbersit juga keraguan, bagaimana halnya pada masa manusia pertama kali mengenal penggolongan sosial? Apakah golongan yang “tinggi” juga tidak mengenal WC? Keraguan ini dijawab sendiri dengan mengingat kembali tentang kehidupan di kampung halaman orang tua saya sendiri. Tidak semua rumah memiliki WC. Dari obrolan santai itu lantas terpikir oleh saya lantas kenapa tidak menggunakan sampah? Sampah

PEREBUT MEDIA PEREBUT HATI RAKYAT

Galau!!. Mungkin demikianlah perasaan yang dialami Partai Politik nasional minggu belakangan ini. Bagamana tidak, 2 pebisnis media bersatu didalam satu atap partai politik yang baru saja ditetapkan sebagai partai politik yang lolos sebagai peserta pemilu 2014. Bahkan partai berkuasa saat ini pun merasa cukup galau dan merasa perlu untuk menghalau melalui berbagai cara. Melalui tangan kekuasaannya di Komisi Penyiaran I ndependen (KPI) partai berkuasa berupaya menggiring isu seolah menjadi “pelanggaran” aturan penyiaran dan ruang publik. Lebih dari itu Parlemen pun diperdaya agar mengeluarkan aturan khusus pemilu berkenaan dengan bergabungnya 2 pemilik media massa berskala nasional didalam satu partai. Iklan Politik VS Iklan Komersil Tayangan iklan Nasdem yang terhitung sering ditampilkan oleh dua grup media nasional akhir-akhir ini membuat merah mata partai penguasa yang nota bene juga dibesarkan oleh media massa. Hal ini membuat mereka mengulik kembali peraturan tentang penggunaan med