Skip to main content

Posts

Showing posts from 2011

RAJA SEDANG PESTA, KAWULO TENANG!!!

“dan Pesta itu pun berlangsung saat jembatan runtuh memakan nyawa kawulo” Seharian ini perbincangan pernikahan Ibas putra SBY dan Alya Putri Hatta Rajasa sangat ramai dibicarakan publik. Ada yang sumringah tak sedikit yang mencibir. Ada yang senang banyak juga yang prihatin. Tapi pasti semua senang, karena Rajanya Raja sedang pesta. Disaat bersamaan dengan diberlangsungkannya pestapora para pejabat di JCC, di Kalimantan, jembatan yang sempat menjadi kebanggaan pemerintahan Kalimantan Timur roboh dan menelan korban. Disaat akad nikah dilaksanakan di Cipanas, Jogja dilanda gempa. Inilah kesempatan besar kaum mistis mengemukakan berbagai teori konspiratif-metafisis bahwa pernikahan terjadi dihari “panas”. Rajanya raja lebih tahu masalah peramalan, kawulo tidak mengerti apa-apa. Rajanya raja sedang pesta, kawulo harus bahagia juga Sebagaimana diungkapkan oleh tamu undangan yang hadir di pesta akbar akhir tahun ini, pernikahan Ibas-Alya cukup sederhana. Ukurannya jelas, karena ada jajanan

HUKUMAN TERBERAT TIDAK HARUS HUKUMAN MATI

Hari ini membaca berita di kompas.com tentang hukuman bagi pelaku pornografi anak . Menjadi menarik bahwa hukuman dijatuhkan kepada terpidana karena ia didakwa melakukan tindakan keji "pelecehan sexual" dengan memproduksi dan menyebarkan pornografi anak. Dari hukuman yang dijatuhkan kepada terpidana, terlihat betapa seriusnya pemerintah negara bagian Indiana khususnya dalam memandang persoalan perlindungan bagi warganya khususnya terhadap mereka yang rentan. Bahkan pihak berwajib memasukan penyelidikan kasus ini sebagai "kasus paling penting". Keseriusan ini juga terlihat dari putusan hukuman berupa 315 tahun penjara padahal akan sulit mendapatkan manusia yang dapat terus hidup hingga usia bahkan diatas 90 tahun saja. Pemerintah Indiana juga memasukkan pelaku kejahatan pornografi ini dalam pelanggaran hukum paling". Mencermati kasus ini, yang cukup menarik perhatian adalah bahwa pemerintah tidak menjatuhkan hukuman Mati sebagai hukuman terberat kepada pelaku ke

BUKAN PERNIHAKAN PUTRA MAHKOTA

Beberapa hari belakangan, media nasional ramai memberitakan akan berlangsungnya perhelatan pernikahan Ibas dan Aliya. Heboh pemberitaan sebenarnya sudah terjadi semenjak pertunangan keduanya dilakukan. Maklum keduanya merupakan anak-anak dari orang berpengaruh di Indonesia. Sang calon mempelai perempuan adalah anak dari Hatta Rajasa yang kebetulan juga merupakan salah satu menteri dari kabinet yang dipimpin oleh ayahanda calon mempelai pria. Seperti halnya berita pernikahan dari anak-anak para pembesar di Indonesia, berita pernikahan Ibas dan Alya menjadi terasa “penting” untuk begitu ramai dibicarakan. Ada beberapa hal yang cukup menarik perhatian dari perhelatan yang begitu banyak menyita perhatian publik akhir-akhir ini. Biaya pernikahan yang menghabiskan milyaran rupiah. Walaupun pernyataan resmi dari sekertaris negara bahwa tidak ada sepeserpun dana negara yang digunakan untuk perhelatan ini, namun pernikahan ini adalah acara yang cukup dahsyat ditengah ditengah krisis yang dilan

WC, SAMPAH, dan UKURAN PERADABAN

Dalam satu kesempatan ngobrol santai dengan seorang kawan yang aktivis penguatan masyarakat, kawan saya mengatakan bahwa salah satu ukuran peradaban adalah WC. Hal ini katanya diungkapkan oleh sebuah lembaga sosial internasional yang sedang menjalankan programnya di Indonesia. Terbahak ketika pertama kali mendengar hal ini. Namun ternyata ujaran kawan yang aktivis ini justeru menjadi kuman dikepala saya. Sambil terus ngobrol santai, terpikir juga oleh saya kebenaran akan hal tersebut. Saat manusia dalam tahapan perkembangan hidup yang paling sederhana, akan sulit diketemukan WC pastinya. Namun terbersit juga keraguan, bagaimana halnya pada masa manusia pertama kali mengenal penggolongan sosial? Apakah golongan yang “tinggi” juga tidak mengenal WC? Keraguan ini dijawab sendiri dengan mengingat kembali tentang kehidupan di kampung halaman orang tua saya sendiri. Tidak semua rumah memiliki WC. Dari obrolan santai itu lantas terpikir oleh saya lantas kenapa tidak menggunakan sampah? Sampah

PEREBUT MEDIA PEREBUT HATI RAKYAT

Galau!!. Mungkin demikianlah perasaan yang dialami Partai Politik nasional minggu belakangan ini. Bagamana tidak, 2 pebisnis media bersatu didalam satu atap partai politik yang baru saja ditetapkan sebagai partai politik yang lolos sebagai peserta pemilu 2014. Bahkan partai berkuasa saat ini pun merasa cukup galau dan merasa perlu untuk menghalau melalui berbagai cara. Melalui tangan kekuasaannya di Komisi Penyiaran I ndependen (KPI) partai berkuasa berupaya menggiring isu seolah menjadi “pelanggaran” aturan penyiaran dan ruang publik. Lebih dari itu Parlemen pun diperdaya agar mengeluarkan aturan khusus pemilu berkenaan dengan bergabungnya 2 pemilik media massa berskala nasional didalam satu partai. Iklan Politik VS Iklan Komersil Tayangan iklan Nasdem yang terhitung sering ditampilkan oleh dua grup media nasional akhir-akhir ini membuat merah mata partai penguasa yang nota bene juga dibesarkan oleh media massa. Hal ini membuat mereka mengulik kembali peraturan tentang penggunaan med

Buku Mengagumkan Sejak Sekolah

Akhirnya hari ini saya bisa memperoleh kembali bacaan yang telah lama hilang dari lemari buku. Toto Chan pertama kali saya peroleh dari seorang kawan yang menggandrungi "sekolah merdeka" dalam istilah kami waktu itu. Isi buku yang ringan ini sangat dalam memberi inspirasi belajar bagi saya waktu itu. Sekarang buku itu saya peroleh kembali dalam situasi keinginan "sekolah merdeka" kembali menguat dalam diri saya.

Dapat Link Buku

Buat temans yang senang membaca lewat komputer, Ada hadiah dari seorang kawan yang juga penikmat e-book. Sayang, saya belum sempat preview semua halaman websitenya, jadi saya belum dapat memberi cerita apapun tentang hal ini. Coba jelajahi di perpustakaan digital ini .

Tunduk Dibawah UU.No. 1/Th1974

MAY(Be)DAY

Declaration on the Elimination of All Forms of Intolerance and of Discrimination Based on Religion or Belief

English | Español | Français | | | Countries Issues International Law Human Rights Bodies About OHCHR Quick navigation: Article 1 Article 2 Article 3 Article 4 Article 5 Article 6 Article 7 Article 8 Declaration on the Elimination of All Forms of Intolerance and of Discrimination Based on Religion or Belief � Text in PDF Format Proclaimed by General Assembly resolution 36/55 of 25 November 1981 The General Assembly, Considering that one of the basic principles of the Charter of the United Nations is that of the dignity and equality inherent in all human beings, and that all Member States have pledged themselves to take joint and separate action in co-operation with the Organization to promote and encourage universal respect for and observance of human rights and fundamental freedoms for all, without distinction as to race, sex, language or religion, Considering that the Universal Declaration of Human Rights and the International Covenants on Hu

Politik Media Politik

Beberapa hari belakangan ramai diberitakan ketidaksukaan Menteri Sekretaris Negara, Dipo Alam terhadap beberapa media yang menurutnya menyebarkan kebencian terhadap pemerintah. Dipo, menyebutkan beberapa contoh peristiwa dimana media massa dinilainya cenderung mendiskreditkan pemerintah. Buntut dari hal ini adalah Dipo menyerukan kepada semua lembaga pemerintah “memboikot” beberapa media yang sudah dinilai positif menyebarkan kebencian. Boikot tersebut berupa tidak memasang iklan dan melarang aparatnya untuk datang pada undangan acara dan sejenisnya yang dilayangkan oleh media yang bersangkutan. Politik Citra vs Politik Wacana Banyak para pengamat politik mengatakan bahwa rejim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah rejim politik citra. Hal ini terindikasi dari upaya-upaya pencitraan positif diri SBY dan pemerintahannya di banyak kesempatan. Bahkan secara sinis beberapa pengamat politik mengatakan bahwa SBY lebih sering mengumpulkan media di Istana ketimbang para pembantunya untuk meme

Seberapa Mahal Harga Videomu?

Hari ini saya membaca sebuah berita di www.kompas.com berjudul Tragedi Pengacara Buta . Hal yang menarik bagi saya adalah bagaimana dokumentasi film mengenai perlakuan pemerintah China kepada sang “pengacara otodidak” bisa sampai pada pihak lain diluar China. Menarik karena hampir memiliki jalan cerita serupa dengan apa yang terjadi pada peristiwa pembantaian di Cikeusik. Ada orang yang mendokumentasikan peristiwa dan menyampaikannya kepada pihak lain. Dua peristiwa yang terjadi berjauhan dan tidak berkaitan namun memiliki satu kesamaan, dokumentasi sebagai alat kampanye perubahan. Saya teringat sebuah buku “video for change “ yang diberikan sebagai hadiah dari sebuah penerbitan alternatif di Jogjakarta. Buku ini menjelaskan bagaimana mayarakat bisa memulai perubahan melalui video dokumentasinya. Dengan cara yang paling sederhana sekalipun, perubahan bisa dimulai dengan kesadaran dokumentasi. Hal ini juga yang terjadi pada saat seseorang yang mendokumentasikan peristiwa Cikeusik dan

CIKEUSIK: MENCABIK KEBHINEKAAN

"Saat ini sudah ada 24 jemaah yang insyaf, dan kembali mengikuti ajaran Islam yang benar. Saya berharap yang lain juga bisa. Kami lakukan pembinaan sampai mereka betul-betul insaf" (Ratu Atut, Gubernur Banten). Entah apa yang ada di benak putri pendekar Banten, Ratu Atut, ketika kalimat tersebut mengalir deras dari mulut manisnya. Sebagai pimpinan daerah yang ucapannya merupakan tuah bagi masyarakatnya, tentu Ratu Atut dengan sangat sadar mengucapkan kalimat diatas. Hal ini nampak bergayung sambut atas ujaran dari Suryadharma Ali, Menteri Agama, yang bahkan sebelum ia menjabat sudah menyatakan pandangannya terhadap penganut Ahmadiyah Taat Kepada Pimpinan (Ulil Amr) Kalangan muslimin sangat kenal akan salah satu ajaran baik untuk taat kepada ulil amr yang sering diterjemahkan sebagai imam, pimpinan, bahkan secara luas adalah pemerintah. Oleh karenanya apa yang ulil amr ini ucapkan akan menjadi seolah perintah yang wajib dilaksanakan dan jika meninggalkannya seolah adalah sebu