Skip to main content

Posts

Showing posts from 2009

MEYATAKAN PIKIRAN DAN PENDAPAT SEBAGAI PEKERJAAN

Hampir satu minggu ini berita di televisi menampilkan informasi dilaporkannya Luna Maya ke polisi oleh PWI akibat tulisannya di situs jejaring sosial Twitter yang menurut PWI telah menghina profesi kewartawanan (infotaintment). Lagi-lagi pelaporan ini menggunakan UU ITE sebagai sandaran hukumnya. Entah apa yang ada dipikiran pengurus PWI saat itu, yang pasti saat ini gugatan tersebut sudah berada ditangan kepolisian. Hal ini menandakan akan "serius"nya pelaporan yang disampaikan oleh PWI. Dengan demikian akan ada lagi Prita baru yang menjadi korban UU ITE yang kontroversial tersebut . Seseorang yang mencurahkan apa yang ada dipikirannya didalam sebuah tulisan yang kemudian dibaca umum, kini dapat dengan mudah dikriminalkan. Tidak tanggung-tanggung ancaman 6 tahun penjara akan dihadapi oleh seorang Prita Mulyasari atau kini Luna Maya. Belum kering rasanya pembicaraan mengenai kasus Prita ramai dibicarakan masyarakat, kini Luna Maya pun terancam bernasib sama dengan Prita. Di

KEMANA ARAH ANGKET CENTURY?

Akhirnya DPR berhasil membentuk pansus Hak Angket untuk "mempertanyakan" kasus Bank Century. Walaupun dengan pengajuan dana yang hampir sama besarnya dengan dana untuk "penyelamatan" Bank Century itu sendiri. Banyak pihak mempertanyakan arah hak angket yang digunakan anggota DPR. Geger dalam dunia perbank-an bukan pertama kalinya terjadi di negeri ini. Kita tentu masih ingat bagaimana kelababakannya penguasa negeri ini tatkala terjadi penarikan dana secara besar-besaran melanda perbank-an nasional kita. Inilah kali pertama kita mengenal apa yang kini disebut LPS. Rush yang terjadi pada hampir semua bank di negeri ini pada masa itu membuat panik pemerintah sehingga mengeluarkan kebijakan "luar biasa" yang dikenal dengan Bantuan Liquiditas Bank Indonesia. Pemerintah mengucurkan dana untuk "menyelamatkan" perbank-an kita saat itu. Bank-bank yang sebelumnya banyak berdiri, pada saat rush terjadi dipaksa untuk berada ditelan oleh bank lain yang lebih

MEMAKNAI HARI HAM

Hari ini diperingati oleh seluruh bangsa di dunia sebagai peringatan hari Hak Asasi Manusia. Hari dimana terjadi peristiwa penandatanganan perjanjian antar bangsa dan deklarasi bersama tentang hak-hak manusia yang harus dilindungi, dipromosikan dan dipenuhi. Karena yang menandatangani adalah wakil dari negara-negara, maka yang berjanji untuk untuk melindungi, mempromosikan termasuk memenuhi Hak Asasi Manusia adalah negara. Kita patut "berbangga" karena komitmen negara terhadap HAM telah dibuktikan dengan "luar biasa" dengan keluarnya UU NO.39 Tahun 1999. Peraturan tersebut dengan sangat tegas menyatakan keberpihakkannya terhadap HAM. Peraturan tersebut bahkan mengatur juga tentang "pengadilan HAM" yang tidak diatur dalam DUHAM. Seorang koruptor yang dengan jelas-jelas membuat bangkrut negara yang kemudian ditangkap paksa oleh pihak berwajib berteriak lantang bahwa negara telah melanggar HAM-nya. Korban penggusuran demi pembangunan juga berteriak bahwa nega

DEMO DIBAYAR?

Menjelang peringatan hari anti korupsi sedunia, Indonesia di gegerkan akan rencana penggalangan aksi massa besar-besaran di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta. Tak pelak, penguasa negeri inipun merasa harus "ikut" sibuk dengan adanya rencana yang demikian. Di isukan tentang adanya pembonceng, akan terjadinya kerusuhan dan berbagai isu miring lainnya, nyatanya aksi massa ini berjalan cukup lancar. Walaupun sempat terjadi kekisruhan dalam aksi yang dilaksanakan sejumlah kelompok di Makassar. Di Jakarta sendiri, aksi memperingati hari anti korupsi sedunia ini dipusatkan di beberapa titik sentral pemerintahan seperti Bundaran HI, Istana, bahkan sampai di gedung KPK. Walau sempat diguyur hujan, aksi yang sudah direncanakan secara matang ini tetap berhasil dilaksanakan. Isu-isu miring terkait aksi ini, yang sempat digelotorkan bahkan oleh penguasa negeri, terbukti hanya isapan jempol belaka. Tidak ada kerusuhan, tidak ada tunggang-menunggang, tidak ada yang mengarah

BELAJAR KEADILAN

Sejak mulai sekolah kita belajar tentang keadilan. Teori tentang keadilan menjadi bahan hapalan “wajib” untuk penilaian pelajaran moral. Aristotles, Imanuel Kant, Hobbes dan banyak tokoh lainnya merupakan pahlawan yang harus dihapal dalam pelajaran keadian. Keadilan bahkan menjadi bacaan yang harus dilafalkan oleh pemimpin upacara disetiap hari senin. Namun kini keadilan itu semakin memperlihatkan bentuk “nyata” dirinya. Ia dapat menjadi sumber penghasilan, dapat juga menjadi sumber kekuasaan, termasuk sebaliknya ia juga dapat menjadi sumber petaka dan penderitaan. Hari ini saya belajar tentang keadilan. Keadilan tak lain adalah terjaminnya aturan dapat dijalankan. Sempit? Yah itulah yang saya pelajari tentang keadilan. Ia tak lain adalah alat untuk menegakkan aturan yang dibuat oleh penguasa negara. Pada saat seorang miskin mencuri untuk bertahan hidup. Keadilan adalah menghukum tindakan pencurian si miskin, walaupun apa yang dicurinya adalah buah yang tumbuh di atas tanah nenek moyan

DIAM DITINDAS

Sebagai cara untuk menjadi stimuli yang mudah dikenali, maka harus ada "sesuatu" yang tak biasa dari stimuli itu. Itulah yang sedang saya kerjakan sekarang. Menjadi stimuli yang berbeda dengan yang lain dengan cara tidak menonjolkan diri dihadapan kawan-kawan sekantor. Berdiam dalam melakukan kerja dan bicara pada saat istirahat. Tidak seperti yang biasa saya lakukan dan rekan sekerja lakukan. Saya memilih untuk tidak banyak bercanda dan bercakap-cakap pada jam kerja. Namun beberapa hari ini nampaknya apa yang saya lakukan malah berbuah semena-menanya kawan-kawan sekerja lainnya memperlakukan saya. Dan untuk hal ini pun saya masih tetap tidak bergeming. Pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh dua orang, kini ditimpakan kepada saya seorang. Saya menerima hal ini dengan upaya berlapang dada dan menganggap hal ini sebagai cara belajar bagi diri saya pribadi. Tidak ada ruginya memang mengetahui apalagi bisa terampil tidak hanya di satu bidang. Walaupun sebagian diri saya masih mer

MANAGER HARUS TAHU SENI MEMIMPIN

Bekerja disebuah perusahaan besar tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi sebagian orang. Namun tidak halnya jika bekerja disebuah perusahaan besar namun dipimpin oleh orang yang tidak menggunakan metode kerja kepemimpinan. Inilah yang saya alami sekarang. Entah kenapa atasan saya yang seharusnya menjadi pemimpin saya malah kurang dapat mengatur kerja bawahannya. Benar bahwa Ia memberikan instruksi dan sejenisnya. Namun sangat nampak ia belum dapat memaksimalkan sumberdaya yang dipimpinnya, termasuk saya. Entah kenapa saya memperhatikan bahwa pimpinan saya kurang bisa memberikan arahan-arahan kerja yang semestinya diberikan kepada bawahan seperti saya. Jangankan mengelola kerja secara tim, membagi tugas untuk bawahannya saja hanya didasarkan pada task oriented instruction. Menyenangkan memang kalau kita bekerja hanya untuk memperoleh uang. Tanpa harus banyak bekerja gaji di tiap akhir bulan akan mengalir ke rekening. Namun akan sangat menyiksa jika kita bekerja juga untuk pengembangan

KENAPA JIDATMU ADA TANDA HITAMNYA??

Sudah beberapa hari ini beberapa kawan sekantor menanyakan hal yang sama kepada saya "Jidat lu ada hitamnya, karena sering sujud yah?". Dengan enteng saya jawab bahwa hitamnya jidat ini karena daki yang sulit dibersihkan. Entah mengapa pertanyaan ini jadi sering dilontarkan kepada saya. Mungkin memang karena tanda hitam di jidat saya menjadi semakin kentara akhir-akhir ini. Saya sendiri sebenarnya tidak mengetahui mengapa jidat ini menjadi memiliki tanda hitam. Saya juga jadi malu dengan pertanyaan tersebut, karena jelas saya bukanlah ahli ibadah sebagaimana mereka bayangkan. Memang benar setelah saya perhatikan jidat ini memang memiliki tanda hitam yang cukup kentara, namun saya sangsi apakah ini hasil dari "sujud." Saya justru takut kalau memang memang tanda hitam ini muncul dari hal yang seperti mereka bayangkan, karena saya bukan ahli ibadah. Saya prediksi, mungkin, tanda hitam ini karena ukuran helm motor yang saya gunakan sudah kekecilan dan sepatutnya untuk d

Menjadi Buruh Kontrak

Terhitung sejak 18 Oktober 2009 saya adalah buruh kontrak pada sebuah perusahaan yang cukup ternama di Indonesia sebagai produsen Glassware dan Porcelain. Keputusan untuk mengikatkan diri secara kontraktual dengan perusahaan ini sebenarnya adalah keputusan yang cukup sulit bagi saya. Pertama, karena saya sadar bahwa kondisi buruh kontrak sudah barang tentu pasti tidak menyenangkan, kedua, sebagai buruh kontrak diperusahaan besar apalagi ditempatkan pada posisi eksport pastilah menuntut "konsentrasi" kerja yang besar pula, sementara sebenarnya saya juga sedang membangun sebuah usaha bersama beberapa kawan. Dengan sangat sadar saya tahu bahwa tidak ada seorangpun di muka bumi ini yang mau menjadi tenaga kerja tanpa ada kepastian, termasuk juga saya. Namun saya juga sadar bahwa untuk memperoleh pengetahuan adakalanya dibutuhkan pengorbanan yang lumayan besar. Karena itulah saya memberanikan diri untuk menjebakkan diri saya didalam kontrak kerja dengan perusahaan saya sekarang. D

JAKARTA KEDATANGAN PENDUDUK BARU

Sejak sedari hari sabtu (21/11) dini hari saya sudah "menikmati" aroma pedesaan justru di tengah-tengah kota. Sedari Sabtu lalu, sudah banyak jejeran domba, kambing dan sapi berpindah kandang di pinggir-pinggir jalan di Jakarta. Pertanda awal bahwa Idul Adha memang akan segera menjelang umat muslim dunia termasuk Indonesia. Kambing, Domba dan Sapi yang biasanya bertengger dikandang-kandang rumah penduduk didesa, akhir minggu ini akan menjadi penghias Jakarta untuk beberapa saat. Tidak cukup menjadi penghias, mereka juga menyemarakkan Jakarta dengan aroma khasnya. Dalam paling tidak dua minggu ini aroma Jakarta akan bertambah tidak lagi melulu asap knalpot Bajaj, Metromini dan kendaraan lainnya. Aroma khas yang diproduksi oleh ketiga hewan "spesial" itu akan mewarnai udara Jakarta. Ramainya jajaran ketiga hewan tersebut di Jakarta disatu sisi memang sebagai pengingat bagi warga Jakarta tentang akan datangnya Idul Qurban/Adha. Mereka juga merupakan pengingat akan kese

SAATNYA UJI KEMAMPUAN

Mengikuti test CPNS untuk hampir sebagian besar orang adalah sebuah pengharapan besar untuk dapat diterima menjadi PNS di lembaga negara yang dituju. Setidaknya dengan menjadi PNS sedikit kenyamanan hidup sudah bisa terpenuhi dan mengikuti ujian adalah sarananya. Namun bagi saya ujian CPNS adalah sarana untuk mengukur hasil pendidikan yang pernah saya tempuh. Sekian tahun setelah lulus dari perkuliahan, ujian CPNS adalah sarana yang tepat untuk mengukur kembali hasil pendidikan yang pernah ditempuh. Walaupun terkadang soal yang diujikan tidak sejalan dengan pendidikan akhir yang ditempuh, namun secara keseluruhan, soal-soal ujian ini memang terasa menguras memori pelajaran yang pernah ditempuh dahulu. Mulai dari soal-soal ke-bahasa-an, logika sampai pengetahuan umum yang diujikan, bagi saya sebenarnya adalah ujian atas perhatian saya selama masa belajar dibangku sekolah. Walaupun sama-sama berharap dapat diterima sebagai CPNS, namun yang penting bagi saya adalah saya dapat mengukur ket

TMII DISERBU RIBUAN PENGUNJUNG

Mulai pagi tadi (21/11) keheningan pagi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) digegerkan dengan riungan suara kendaraan yang hendak masuk ke lokasi wisata ini. Tidak seperti biasanya, sejak pukul 07.00 TMII yang biasanya baru mulai dipadati pengunjung menjelang siang, sudah dipadati oleh ribuan orang yang berjejal mengantri membeli tiket masuk. Walhasil petugas tiketpun nampak sangat sibuk mengatur antrian orang yang demikian banyak dipagi hari ini. Ribuan orang yang menyerbu TMII mulai dari pagi hari ini ternyata bukan pelancong seperti biasanya. Mereka adalah para pengadu nasib yang akan mengikuti ujian tertulis Calon Pegawai Negeri Sipil Badan Pemeriksa Keuangan. Tercatat lebih dari 3000 orang peserta ujian CPNS yang bertempat di beberapa lokasi di areal TMII. Sempat terjadi kekisruhan antara para pengunjung dengan petugas loket akibat ketidaksiapan petugas dalam mengatur serbuan mendadak ini walaupun tidak berlangsung lama. Seorang pengunjung yang tidak tahu bahwa untuk dapat mengik

Membangun Kemandirian Usaha

Berawal dari rasa khawatir akan nasib ketenagakerjaan di Indonesia dan keinginan untuk bisa mewujudkan usaha produktif dari perkawanan, dilahirkanlah PT. Galaksi Komunika Utama. Sebuah perusahaan yang bergerak sebagai penyedia jasa produksi BTL dan konsep creatif marketing. Digawangi oleh lima sekawan yang masing-masingnya memiliki keahlian keterampilan tersendiri. Galaksi Komunika, yang kini sudah memiliki beberapa klien tetap telah mampu menjadi satu dari sekian banyak usaha kreatif yang digagas oleh pemuda Indonesia. Diharapkan dengan adanya usaha-usaha serupa Galaksi Komunika, pemuda-pemuda Indonesia tidak lagi menjadi gamang dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin ketat dalam persaingan. Profil lengkap Galaksi Komunika dapat di unduh disini

TRADISI UNTUK KESEHATAN MODERN

NYONYA MENEER Uraian Singkat PT.NYONYA MENEER sebagai produsen jamu tradisional merupakan pioneer industri modern untuk produk obat-obatan yang justru berkonotasi tradisional. Perkembangan persaingan industri Jamu sebagai obat tradisional di Indonesia khususnya telah menempatkan Jamu tidak lagi hanya sebagai produk obat tradisional, melainkan juga sudah sampai sejajar dengan industri obat-obatan kimiawi lainnya. Persaingan industri yang demikian pesat, khususnya dalam industri Jamu, membuat perlunya penerapan strategi komunikasi pemasaran yang baik bagi pelaku industri ini. Keberadaan NYONYA MENEER sebagai brand jamu nasional tidak dapat dipungkiri merupakan pelopor dalam industri sejenis. Namun demikian, kini brand dengan ikon sang nyonya ini bersaing sangat ketat dengan industri sejenis yang mengunggulkan ikon “alu-lumpang”. Untuk itu diperlukan strategi integrated marketing communication yang dapat mengembalikan posisi NM sebagai preferensi utama obat tradisional bagi konsumen. Meng

Mengeluh Tapi Tak Berani Berpeluh

Hampir di setiap tempat bekerja mungkin tidak cuma saya yang mendengar keluhan karyawan terhadap tempatnya bekerja. Mulai dari keluhan karena kurangnya fasilitas, kesejahteraan, prilaku manajemen bahkan mengeluh karena dipimpin oleh orang yang menurut ukuran pribadinya tidak layak untuk menjadi pemimpin. Keluhan yang demikian ini sangat mudah di dengar misalnya di kantin kantor atau tempat-tempat makan bahkan di dalam lingkungan kerja sendiri (selama tidak ada pimpinan:)). Hal semacam ini pula sekarang ini kembali saya dengar dari rekan-rekan sejawat. "Payah..disuruh cepat-cepat tapi sana nya sendiri lambat", "Wah kalau nyari uang mah jangan disini lah", "Pelit banget sih nih kantor", dan keluhan lainnya menyeruak bersamaan dengan matinya lampu di ruangan kerja karena tiba waktu istirahat. Sempat terpikir juga, kenapa sih mereka mengeluh tapi kok tetap masih mau bekerja setiap harinya? Ketika mencoba menceritakan kepada beberapa kawan tentang fenomena meng

Benarkah Bumi Sudah Mulai Tua?

Bencana alam silih berganti merundung Indonesia. Geger bom JW. Mariot dan Ritz Carlton langsung menguap tatkala gempa melanda Jawa Barat, termasuk Jakarta. Tidak lama berselang, Sumatra Barat juga ditimpa musibah yang sama. Di beberapa tempat di Indonesia juga diberitakan diterjang gempa walaupun tidak memakan korban. Banyak analisis dilontarkan ole berbagai kalangan. Mulai dari yang menganalisis dari sisi keilmuan (geologi,dan sejenisnya) sampai analisis berbau klenik-mistik seolah berlomba-lomba menjadi yang paling tajam analisisnya. Berbagai alasan dan hubungan sebab akibat dilontarkan untuk memperoleh pengikut atas pendapatnya. Tidak hanya yang beralasan bahwa struktur lapisan bumi yang bergeser akibat patahan, desakan dan sejenisnya, bahkan ada yang "melihat" gempa bumi ini dari sisi yang cukup fenomenal. Menghubungkan gempa bumi dengan keterpilihan presiden yang baru. Entah dari mana sumber alasannya, kalangan yang menghubungkan gempa dengan keterpilihan presiden ini me

Belajar Ketenagakerjaan Dari Kawan Yang Ditahan Akibat Laping

Senin siang (28/9) seorang kawan kecil menelepon dengan suara yang terdengar gusar, tidak seperti biasanya. “Dot, gua ditahan ama kantor gak boleh kemana-mana karena ketahuan memakai uang setoran, tolong lu kasih tau bini gua, kalau bisa ke kantor, kalau bisa juga lu anterin yah” begitu kawanku itu menjelaskan. Seolah tak peduli dengan kondisi lawan bicaranya, terus saja ia menceritakan kejadian yang membuatnya ditahan di kantor. Sambil sedikit menarik nafas beristirahat dari aktivitasku, kusempatkan untuk menanyakan lebih detail permasalahan yang dihadapi kawan tersebut. Dari ceritanya, kusimpulkan bahwa ia dalam keadaan kalut dan sedang tidak dapat berpikir lebih jernih. Karna itu kujelaskan bahwa, istilah “tahanan” dalam arti hukum hanya dapat dilakukan oleh pejabat penegak hukum, bukan warga sipil, kalaupun ada warga sipil yang merenggut kebebasan warga sipil lainnya dengan penahanan, itu namannya penculikan. Dengan alasan kondisi saat itu tidak memungkinkan bagiku untuk menjel

Diskriminasi Positifkah???

Keluar dari rumah menggunakan sepeda motor. Tidak berapa lama sudah berada di jalan raya yang penuh sesak dengan berbagai kendaraan. Jenis sepeda motor sudah pasti "merajai" jalanan disusul oleh mobil-mobil pribadi yang ikut berdesakkan. Ada juga "paus"-nya jalan raya, kalau menurut Menhub, mobil-mobil berbadan besar. Beberapa kali sempat juga terlihat kendaraan tanpa mesin. Tak berapa lama, karena ada keperluan bertemu dengan seseorang, masuk kedalam parkiran sebuah mall. Kembali melihat jajaran raja-raja jalanan dalam posisi yang berbaris yang sangat kokoh. Seseorang berseragam menghampiri, "Maaf pak, parkiran penuh, lihat plang itu" katanya sambil menunjuk sebuah plang yang bertulis "Maaf Parkir Penuh". Terlihat memang jajaran sangat erat para raja, bahkan satu-dua raja ada yang keluar dari barisannya. Tanpa pikir panjang dan karena terdesak oleh pentingnya pertemuan itu, raja kecil ini dipacu lambat sambil mencari kemungkinan masuk barisan. S

Apa Maunya Century?

Dalam satu minggu belakangan ini berita di media massa Indonesia dibanjiri dengan isu seputar Bank Century.Mulai dari aksi mantan nasabah yang dibawa lari uangnya, pemerintah yang mengucurkan dana melalui billout, anggota DPR yang beraksi karena pemerintah mengucurkan dana lebih besar ketimbang buat rakyat miskin, berbagai berita terkait lainnya. Herannya, tidak satupun berita yang menginformasikan tentang manajemen baru Bank Century. Apa yang tengah mereka lakukan terhadap isu ini? Ada isu yang mungkin hanya diketahui oleh segelintir orang bahwa, Bank Century akan mengubah nama, ada juga celotehan bahwa dana besar yang digelontorkan pemerintah akan digunakan untuk "membenahi" image, bahkan ada kalangan yang membicarakan tentang pengangkatan Direktur Utama baru Bank Century adalah pesanan dari Menteri Keuangan. Namun dibalik itu semua sangat nampak terlihat bahwa, pemerintah Indonesia sekarang ini lebih mengarusutamakan para pemilik uang besar yang bermegah-megahan diatas ker

KEMAH BELAJAR

Sembilan tahun lebih tidak bergumul dilingkungan rumah membuatku kangen akan suasana bermain yang dahulu kurasakan waktu kecil. Keinginan untuk mengulang masa itu membuat semangat membuncah untuk mengumpulkan sejumlah kawan kecil. Setelah obrol-obrol kecil, disepakati untuk membuat acara jalan-jalan yang bertajuk kemah belajar. Sekarang ini hasil dari kemah belajar adalah dibentuknya forum belajar yang berkeputusan untuk membangun wadah komunikasi antar warga kapuk berupa radio komunitas selain membuat agenda rutin "curhat belajar" setiap jumat malam.

Posisi Media Dalam Pemberitaan "Penyerangan Kantor Polsek Matraman"

Dini hari, sabtu 5/09, Kantor Polsek Matraman diserang sejumlah orang tidak dikenal. Media ramai membicarakan peristiwa ini. Beragam sudut pandang diutarakan. Menarik memperhatikan bagaimana media on-line menuliskan peristiwa Penyerangan Polsek Matraman hari ini. Tiga media online saya kutip untuk dijadikan sample. Media itu adalah detik.com, kompas.com, dan okezone.com. Dari ketiga media tersebut terdapat kesamaan yang menurut saya paling mendasar yaitu menggunakan sudut pandang Polisi (kekuasaan) dalam pemberitaannya. Dengan cara pemberitaan yang demikian seolah kompas, detik, dan okezone ingin mengajak pembacanya untuk menggunakan cara pandang yang sama dalam menilai peristiwa ini. Setidaknya, dari berita yang ditayangkan pada ketiga media tersebut terdapat kesamaan kesan yang ingin disampaikan, 1) Polisi diserang (dalam kondisi pasif), 2) Penyerangan adalah balas dendam, 3) Penyerang adalah orang yang tidak taat hukum. 4) Pelecehan hukum, 5)Polisi dirugikan. Hampir kesemua media me

Untung Membuat Acara Kurang Beruntung

Pernah menonton acara reality show televisi bertajuk “Uang Kaget” atau “10 X Lipat” atau “Renovasi Rumah” atau “Tolong” atau yang masih tayang “Andai Aku Menjadi” ? Atau mungkin pernah menyaksikan acara televisi yang bertemakan “kedermawanan sosial” lainnya yang semakin semarak di layar televisi kita sekarang ini? Saya teringat dengan sebuah wawancara televisi yang menanyai salah seorang pioneer acara reality show bertemakan kedermawanan sosial. Ketika ditanya apa alasannya membuat acara reality show yang menayangkan “bantuan” kepada orang-orang miskin ia menjawab bahwa hal tersebut untuk semakin memupuk “kepedulian sosial” dan menjembatani antara orang-orang kaya dan miskin yang ada di Indonesia. Alasan lainnya yang ia kemukakan adalah bahwa acara sejenis seperti yang dibuatnya ternyata memiliki daya tarik tersendiri sesuai dengan watak “kekeluargaan” masyarakat Indonesia Pertama kali melihat acara “Milyuner” yang menampilkan orang tidak mampu yang terpilih untuk diberi kesempatan ber

PARA PENCARI TUHAN DAN PENCARI UANG

Pak Jalal, Bang Jek, Chelsea, Juki dan Barong pulang dari melaksanakan ibadah haji disambut dengan iringan marawis yang dipersembahkan oleh pak RW....Bang Jek yang sekarang disapa dengan Haji Jek berdoa dengan khusuk karena kangen dengan Ka'bah...."gue kangen ame ka'bah" ujar Haji Jek. Demikian sekilas adegan yang ditampilkan dalam sinetron religi (Islam) Para Pencari Tuhan jilid 3 di SCTV setiap waktu sahur dan diulang menjelang berbuka. Apik dan sangat khas Dedy Mizwar membuat sinetron religi ini, hebat. Banyak ajaran ajaran agama (islam) yang dikomunikasikan dengan cara sederhana oleh sinetron ini. Mulai dari arah kiblat, puasa, Zakat bahkan perihal haji disampaikan dengan bahasa yang tidak melulu rumit. Sampai titik ini banyak nilai positif yang disampaikan PPT dalam setiap penayangannya. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa PPT merupakan bagian dari produk industri media massa (televisi) yang bertujuan mengeruk keuntungan dari setiap penayangannya. Kita bi