Skip to main content

Hak Tidak Dipenuhi, Ratusan Buruh Tuntut Pemegang Merek Jackwolfskin

Jakarta -  Massa buruh PT Jaba Garmindo sejak pagi berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Jerman, Senin (16/5).  Sekitar 200 buruh yang kebanyakan adalah perempuan membawa sejumlah spanduk yang isinya menuntut pemegang merek Jack Wolfskin bertanggung jawab atas hak mereka yang tidak dibayarkan PT Jaba Garmindo.



Koordinator aksi, Tedi Senadi Putra menjelaskan PT Jaba Garmindo adalah produsen apparel dengan merek dagang Jack Wolfskin asal Jerman. Lebih jauh dia mengatakan bahwa volume pekerjaan dari Jack Wolfskin yang ditempatkan di PT Jaba Garmino sebesar 2,04% dari total produksi produksi perusahaan.

“Karena itu kami kesini (kedutaan besar Jerman) untuk meminta Pemerintah Jerman juga mendesak Jack Wolfskin untuk bertanggung jawab terhadap nasib pekerja. Ini ada di code of conduct kerja sama antara Jack Wolfskin dengan Jaba Garmindo,” ujarnya.

Ditengah derai hujan yang terus membasahi demonstran, Tedi yang juga mantan pekerja PT Jaba Garmindo mengingatkan kepada para peserta demonstasi bahwa guyuran hujan jangan menjadikan surut langkah. Sebab menurutnya, hujan yang membasahi mereka lebih ringan ketimbang beberapa temannya yang meninggal karena tekanan akibat tidak memperoleh hak dari perusahaan. 

“Kawan kita sudah sekian yang meninggal karena sakit dan tidak ada biaya pengobatan, belum lagi belum lama ada juga yang sampai bunuh diri akibat tekanan ekonomi setelah tidak digaji Jaba Garmindo,” tegas Tedi. 

Selesai berorasi, Tedi menjelaskan bahwa sejak 2009 PT Jaba Garmindo mengikat kontrak produksi dengan pemegang merek Jack Wolfskin. Namun bukannya membuat peningkatan kesejahteraan, PT Jaba Garmindo malah abai kewajibannya terhadap buruh. “Ini terjadi sejak 2012,” tegasnya.

Tedi melanjutkan, pada 2015 PT Jaba Garmindo diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Buruh yang sejak 2012 sudah mengalami kesulitan karena upah dan jaminan sosialnya tersendat dan tidak sesuai aturan kembali dirundung masalah baru. Pada 7 Mei 2015 PT Jaba Garmindo melakukan PHK massal, setelah sebelumnya menyatakan tidak dapat membayar utang dan kewajiban-kewajiban lainnya. 

Perkara tuntutan buruh makin menjadi tidak mudah karena setelah putusan pailit, maka ada pihak lain (kreditur) yang juga berkepentingan terhadap pembayaran dari PT Jaba Garmindo. Dan sebagaimana cerita umum, buruh terus dikalahkan.


“Karena ketidakjelasan nasib inilah kami meminta Jack Wolfskin untuk bertanggung jawab sesuai code of conduct yang diterapkan di negara asalnya.. Nilainya berkisar 2 milyar lebih. Berasal dari 2% produksi Jack Wolfskin pada PT Jaba Garmindo,”  pungkasnya. 

Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Ganda demi Bonus Demografi

DJOKO SANTOSO DIDIE SW . Daripada tidak, Indonesia lebih baik sedikit terlambat untuk memulai sistem pendidikan ganda dalam pendidikan tinggi. Sistem ini sukses diterapkan Jerman dan ditiru banyak negara Eropa, termasuk menjadi pendo- rong kemajuan Korea Selatan. Maka, wajar jika Presiden Joko Widodo meminta agar hal tersebut segera serius dilaksanakan. Presiden memang berkali-kali menekankan relasi antara pendidikan dan kebutuhan nyata sesuai perkembangan cepat zaman. Lantas apa pentingnya dan bagaimana sebenarnya cara kerja dari sistem pendidikan ganda? Bagaimana perguruan tinggi bersama perusahaan industri bisa menerapkan pendidikan kejuruan dan pelatihannya tersebut dengan sukses? Jerman menerapkan sistem pendidikan ganda dalam upaya mempercepat penyejahteraan penduduknya. Sistem ini menghasilkan kontribusi besar dari sejumlah besar kaum muda yang berketerampilan khusus. Model pendidikan praktis ini dapat melatih kaum muda dalam keterampilan yang relev...

Masa Depan PAN (1): Tragedi Pulang Kandang dan Poros Tengah

BAMBANG SETIAWAN   5 Januari 2018  10:49 WIB     KOMPAS Di hadapan 15.000 orang yang memadati Istora Senayan, Jakarta, 23 Agustus 1998, tokoh reformasi Amien Rais meresmikan berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN). Didukung tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang etnis dan agama, PAN berdiri dengan lambang matahari yang menyinari segala penjuru. Partai Amanat Nasional (PAN) menarik bukan hanya karena sejarah berdirinya, melainkan karena perjalanan politiknya yang mengubah partai perjuangan ini menjadi partai figur. Dari semangat partai berdimensi plural menjadi partai bernuansa tunggal. Sebagai partai politik yang kemunculannya memanfaatkan momentum gerakan reformasi yang menumbangkan Orde Baru, PAN awalnya sangat dekat dengan semangat pembaruan dengan menggalang sebanyak mungkin elemen masyarakat. Sebagian tokoh kunci reformasi menjadi tiang berdirinya partai berlambang matahari ini. Di tengah kerusuhan yang masih berlang...

Masa Depan PAN (3-Habis): Jebakan Koalisi dan Kemandirian Partai

BAMBANG SETIAWAN   7 Januari 2018  19:59 WIB     KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK) Mantan anggota DPRD DKI Jakarta Wanda Hamidah menggelar jumpa pers terkait pemberhentian dirinya dari Partai Amanat Nasional (PAN) di sebuah restoran di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (16/9/2014). Wanda Hamidah diberhentikan dari partainya karena mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014. PAN tercatat menjadi partai paling banyak merekrut artis di pemilu 2004. Tarik-ulur ideologi di tubuh Partai Amanat Nasional (PAN) berjalan seiring dengan pergantian tokoh-tokoh pimpinannya. Namun, naik turunnya suara PAN tidak ditentukan oleh kepemimpinan dan ideologinya semata, tetapi oleh langkah koalisinya. Pada pemilu pertama era reformasi, tahun 1999, partai berlambang matahari itu berhasil memperoleh 7,4 persen suara dan bisa menempatkan 34 wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam pemilu berikutnya (2004) PAN mengalami kemerosotan ...