Skip to main content

MELIHAT DARI DEKAT PRODUKSI GELAS

Hari ini saya berkesempatan untuk melihat dari dekat proses produksi barang yang selama tiga bulan terakhirini saya jual kepada pelanggan dari luar negeri.

Awalnya, ajakan untuk kunjungan pabrik ini saya tanggapi dengan kebingungan karena kurangnya informasi tentang tujuan kunjungan pabrik. Pertama, karena saya bukan dibidang yang butuh untuk kunjungan pabrik. Kedua, karena belum ada kebutuhan bagi saya untuk kunjungan pabrik. Namun, karena ada rasa ingin tahu yang mengganggu pikiran akhirnya saya putuskan untuk ikut serta dalam kunjungan pabrik.

Pukul 07:00 saya sudah sampai di kantor untuk siap di jemput oleh supir perusahaan menuju pabrik.

Sampai di pabrik, tempat pertama yang saya dan beberapa kawan lainnya singgahi adalah gudang penyimpanan hasil produksi. Tempat ini ternyata bukan hanya gudang, melainkan juga terdapat tempat proses produksi "lastering". Selain melihat penumpukan barang, saya juga berkesempatan melihat bagaimana proses pewarnaan dan pengukiran atas barang-barang gelas dikerjakan. Mulai dari pewarnaan, pembakaran, pembuatan ukiran sampai pengepakan ada di tempat ini.

Ada hal yang menarik ditempat ini. Para pekerja pengukiran gelas ternyata adalah orang "difable", umumnya adalah mereka yang kakinya tidak seperti kaki manusia normal lainnya. Namun demikian, ternyata mereka mampu menghasilkan produk ukiran gelas yang cantik dari tangan-tangan kreatif mereka. Berandalkan imajinasi untuk mengaplikasikan gambar yang ada di kertas, mereka mampu membuat gambar yang lebih baik di glassware yang ada di tangan mereka.

Tumpukan barang gelas dan debu yang menyelimutinya seolah menjadi saksi atas usaha keras mereka.

Di gudang yang penuh sesak dengan barang hasil produksi dan debu disana-sini ternyata ada sejumput kreatifitas yang dihasilkan oleh tangan-tangan dingin para pengukir gelas.

Selesai ditempat ini, saya dan kawan-kawan melanjutkan perjalanan ke tempat proses produksi barang gelas.

Untuk memudahkan memperoleh penjelasan, kami meminta bantuan tuan rumah untuk menjadi "tour guide" perjalanan kunjungan kami disini.

Tempat pertama yang kami singgahi adalah tempat penyimpanan dan pemrosesan pasir dan bahan kimia lain sebagai bahan dasar "adonan" gelas. Disini kami dikenalkan dengan beberapa jenis pasir dan bahan kimia dasar dalam proses pembuatan gelas. Tidak hanya itu, kami juga berkesempatan melihat bagaimana bahan-bahan dasar tersebut dicampur dan diproses secara mekanis menggunakan mesin yang berteknologi lumayan canggih. Proses pencampuran dan pengolahan ini semuanya dilakukan oleh mesin kecuali memasukkan bahan dasar ke dalam tempat pengolahan. Kami juga ditunjukan kemana bahan dasar tersebut mengalir ke "dapuran" (furnace).Di tempat ini saya berjumpa dengan 7 orang pekerja dibagian ini. Entah karena tidak banyaknya produksi atau apa tapi jumlah orang yang bekerja di bagian ini memang sedikit.

Sebelum mengunjungi furnace, kami diberi kesempatan untuk melihat bengkel cetakan atau lebih dikenal dengan mould. Disini kami dikenalkan beberapa tipe dan jenis mould. Mulai dari yang full press, push up, split mould dan jenis lainnya. Di bengkel inilah semua mould yang akan digunakan dipersiapkan dan direparasi setelah digunakan. Ternyata, alat cetakan ini memiliki kekhasan masing-masing dan menghasilkan kualitas sesuai kekhasannya. Sedikit sekali perbedaan antara mould yang full press dan non press. Ia hanya dibedakan berdasarkan bibir mould yang nantinya digunakan untuk mengambil hasil cetakan. Begitu pula dengan split mould yang biasanya digunakan untuk glassware yang memiliki sisi lebih seperti tangai untuk cangkir atau leher untuk steamware dan seterusnya.

Selesai mengunjungi bengkel mould, kami melanjutkan perjalanan ketempat proses produksi gelas.

Diluar gedung ini, tidak tampak hal yang begitu menarik karena gedung ini berwajah sama dengan gedung lainnya yang berbentuk kubikal.

Memasuki pelataran gedung baru nampak kekhasan gedung ini.

Udara panas menyeruak dari dalam gedung dibarengi dengan suara bising yang tak tertahankan. Ada enam orang yang menjadi pengawas kerja mesin yang ada di gedung ini. Nyala api yang terus berkobar-kobar ditambah nyala bahan mentah menjadi hiasan di gedung yang cukup menguras keringat dan pendengaran ini. Tiga furnace sedang bekerja di gedung ini satu furnace sedang beristirahat. Kami berkesempatan melihat bagaimana mesin pencetak menghasilkan gelas-gelas yang pada waktunya akan menjadi bagan jualan kami. Kami juga berkesempatan melihat bagaimana split mould dan full pressed mould dipekerjakan disini,

Terbersit pertanyaan dalam diri saya, apakah mereka yang bekerja di bagian ini sudah dijamin K3-nya? Karena jelas sekali resiko kerja di bagian ini sangatlah besar. Suara yang diproduksi oleh mesin ditambah api yang digunakan untuk "memasak" sudahlah cukup menjadi alasan perlunya jaminan K3 yang ekstra di bagian ini.

Bersambungan dengan furnace ini adalah mesin pendingin yang akan mendinginkan hasil cetakan. Disini tour guide kami menjelaskan perbedaan antara proses aneling dengan tempered glass. Ia menjelaskan bahwa mesin pendingin ini menurunkan suhu hasil cetakan secara perlahan sehingga nantinya hasil yang keluar adalah gelas standar. Hal ini berbeda dengan proses tempered dimana suhu hasil olahan tidak terus diturunkan melainkan langsung "ditembakkan" dengan udara dingin.

Karena pada saat kami berkunjung, gedung ini sedang memproduksi jenis glassware "smoke" yang berwarna agak gelap, kami juga dijelaskan bahwa proses memberikan warna gelap terjadi pada saat pencampuran bahan mentah sebelum masuk ke gedung furnace ini.

Hilir dari proses yang terjadi di gedung ini adalah proses QC dimana hasil produksi dipilih berdasarkan kualitas terbaiknya dan menyisihkan hasil yang kurang baik untuk kembali dijadikan bahan mentah.

Selesai dari gedung furnace ini, kami diajak untuk melihat gudang penyimpanan hasil produksi. Sebagaimana layaknya gudang, tempat ini penuh dengan barang hasil produksi. Namum ada sedikit perbedaan dengan gudang yang pertama saya sebut. Tempat ini nampak sedikit lebih rapi ketimbang tempat pertama yang saya kunjungi.

Selesai dari tempat ini kami melanjutkan ke tempat printing dimana gelas yang sudah dihasilkan akan diberi hiasan berupa cetakan motif tertentu dengan cara di printing, Namun sayang tempat ini sedang tidak menjalankan produksinya sehingga kami tidak dapat melihat langsung bagaimana proses yang terjadi disini.

Namun dari penjelasan pak Edo yang menjadi tour guide kami, ditempat ini terdapat 3 mesin printing yang bekerja untuk mengaplikasikan gambar dimedia gelas, kemudian memanasinya sehingga gambar bisa tahan lama, sampai pada proses mesin pendingin yang berujung pada pengepakan.

Selesai melihat gudang kami semua bersiap untuk kembali ke kantor pusat dengan kepala penuh pikiran tentang apa yang baru saja kami saksikan.

Dikepala saya sendiri masih terngiang suara mesin pencetakan dan udara panas yang harus setiap hari dihadapi oleh para pekerja disini. Bagaimana nasib keselamatan dan kesehatan kerja mereka? Bagaimana pula dengan nasib mereka yang ditempatkan bekerja di gudang yang sekaligus juga tempat produksi laster? sudah layakkah K3 bagi mereka?

Comments

Popular posts from this blog

PIPIN CEPLOS

Entah kenapa sejak kemarin malam 19/03 pikiran saya “terganggu” dengan akan berlangsungnya Pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Mungkin karena halangan saat pulang kantor ketika saya (ternyata) melalui kantor KPUD DKI yang sedang dipenuhi massa pendukung FOKE – NARA, atau mungkin karena memang sedang “iseng” atau bisa jadi karena pikiran lagi kepingin dibawa serius. Namun yang pasti hingga malam ini 20/03, “gangguan” tersebut masih tersisa dikepala saya. Pagi tadi, saya coba berselancar di jagat maya, mencari tahu siapa saja yang sudah mendaftarkan diri sebagai bakal calon pemimpin di DKI Jakarta ini. Ternyata sudah ramai pasangan yang mendaftarkan diri di KPUD DKI. Ada Alex –Nono, Hendardji-Riza, Jokowi-Ahok, Foke-Nara, Hidayat-Didik yang kesemuanya didukung partai atau koalisi partai atau “mencoba untung” dari dukungan partai. Hanya satu pasangan bakal calon yang menarik perhatian saya Faisal-Biem yang diusung melalui jalur independen. Dari awal memang saya sudah menaruh antipati ter

Dapat Link Buku

Buat temans yang senang membaca lewat komputer, Ada hadiah dari seorang kawan yang juga penikmat e-book. Sayang, saya belum sempat preview semua halaman websitenya, jadi saya belum dapat memberi cerita apapun tentang hal ini. Coba jelajahi di perpustakaan digital ini .

Pendidikan Ganda demi Bonus Demografi

DJOKO SANTOSO DIDIE SW . Daripada tidak, Indonesia lebih baik sedikit terlambat untuk memulai sistem pendidikan ganda dalam pendidikan tinggi. Sistem ini sukses diterapkan Jerman dan ditiru banyak negara Eropa, termasuk menjadi pendo- rong kemajuan Korea Selatan. Maka, wajar jika Presiden Joko Widodo meminta agar hal tersebut segera serius dilaksanakan. Presiden memang berkali-kali menekankan relasi antara pendidikan dan kebutuhan nyata sesuai perkembangan cepat zaman. Lantas apa pentingnya dan bagaimana sebenarnya cara kerja dari sistem pendidikan ganda? Bagaimana perguruan tinggi bersama perusahaan industri bisa menerapkan pendidikan kejuruan dan pelatihannya tersebut dengan sukses? Jerman menerapkan sistem pendidikan ganda dalam upaya mempercepat penyejahteraan penduduknya. Sistem ini menghasilkan kontribusi besar dari sejumlah besar kaum muda yang berketerampilan khusus. Model pendidikan praktis ini dapat melatih kaum muda dalam keterampilan yang relev