“dan Pesta itu pun berlangsung saat jembatan runtuh memakan nyawa kawulo”
Seharian ini perbincangan pernikahan Ibas putra SBY dan Alya Putri Hatta Rajasa sangat ramai dibicarakan publik. Ada yang sumringah tak sedikit yang mencibir. Ada yang senang banyak juga yang prihatin. Tapi pasti semua senang, karena Rajanya Raja sedang pesta.
Disaat bersamaan dengan diberlangsungkannya pestapora para pejabat di JCC, di Kalimantan, jembatan yang sempat menjadi kebanggaan pemerintahan Kalimantan Timur roboh dan menelan korban. Disaat akad nikah dilaksanakan di Cipanas, Jogja dilanda gempa. Inilah kesempatan besar kaum mistis mengemukakan berbagai teori konspiratif-metafisis bahwa pernikahan terjadi dihari “panas”. Rajanya raja lebih tahu masalah peramalan, kawulo tidak mengerti apa-apa. Rajanya raja sedang pesta, kawulo harus bahagia juga
Sebagaimana diungkapkan oleh tamu undangan yang hadir di pesta akbar akhir tahun ini, pernikahan Ibas-Alya cukup sederhana. Ukurannya jelas, karena ada jajanan pasar, kursi-kursi biasa, dan wajar saja kalau menggunakan tempat luas karena yang menikahkan itu adalah pimpinan negara, “masa lembaga negara tidak diundang?” begitu ujar Marzuki Alie. Pesta ini pun pesta biasa saja, cuma karena yang menikahkan itu adalah Presiden, maka wajar jika ia memperoleh privilege menggunakan fasilitas negara, ujar staf kepresidenan.
Sebagai orang yang berbudaya timur akan tidak pantas jika memandang pernikahan putra Presiden ini dengan negatif, karena presiden itu pemimpin yang harus dihormati dan disegani. Tidak boleh kawulo, mencurigai pernikahan ini memakai uang negara walaupun uang SBY ditambah Hatta Rajasa sebagaimana laporan resminya jauh dibawah total biaya yang diperkirakan keluar untuk perhelatan akbar ini. ndak boleh itu.
Tidak boleh juga kawulo bilang bahwa pernikahan ini bukan pernihakan royal wedding presiden itu toh pemimpin diera modern, sama seperti Raja. Walaupun tidak ada trah raja, presiden menikahkan anaknya dengan cara raja itu sah-sah saja, wong raja saja presiden yang pimpin kok. Jangan dibanding-bandingkan antara pernikahan ala kerajaan dengan pernikahan putra presiden yang dibuat ala kerajaan. Sama itu. Karena itu, stasiun TV pun “harus” meliput kejadiannya, harus itu, presiden toh raja nya raja.
Kalau ada kawulo yang bilang pernikahan ini seperti acara kenegaraan ya memang benar itu. Presiden itu rajanya raja dan karena ia adalah raja, acara keluarganya pun masuk sebagai acara kerajaannya. Jadi kawulo jangan sinis. Ini memang acara kenegaraan. Pengamanan turunkan TNI/Polri, Tempat ya harus di istana, rakyat pastinya akan senang maka itu disiarkan oleh televisi biar semua kebagian senangnya.
Jembatan roboh itu bisa nanti Senin saja diurus seksama, hari ini raja sedang pesta tidak boleh diganggu. Yang mau beli buku di book fair mbok ya prihatin dan banyak menabung. Jangan hambur uang buat beli kertas, ini rajanya raja yang sedang pesta. Gempa toh sudah terjadi, nanti korbannya diurus setelah selesai pesta. Semua sudah disampaikan kepada yang wajib, Kapolri ada dipesta, Menteri ada, Panglima TNI ada, Anggota DPR ada, jadi semua sudah disampaikan. Tapi sekarang raja sedang pesta, kawulo tenang!!!
Itu buruh-buruh yang demo juga harus tenang, Rakyat Papua yang terus berteriak mbok ya juga tenang dulu, Rajanya raja sedang pesta. Besok Senin semua pasti diurus oleh jajaran kerajaan Indonesia. Mau sejahtera kok demonstrasi, nonton pernihakan putra raja itu lebih baik biar bisa merasakan kebahagiaan yang sama. Presiden pasti prihatin kok dengan nasib sampeyan para kawulo. Tapi hari ini Rajanya raja sedang Pesta. Persoalan gak akan selesai juga walau hari ini presiden “tangani” jadi jangan gaduh, Rajanya raja sedang pesta.
Siapa yang tidak nurut kemauan dan perintah raja adalah pemberontak dan harus ditindak. Kawulo tenang, Rajanya raja sedang pesta.
Seharian ini perbincangan pernikahan Ibas putra SBY dan Alya Putri Hatta Rajasa sangat ramai dibicarakan publik. Ada yang sumringah tak sedikit yang mencibir. Ada yang senang banyak juga yang prihatin. Tapi pasti semua senang, karena Rajanya Raja sedang pesta.
Disaat bersamaan dengan diberlangsungkannya pestapora para pejabat di JCC, di Kalimantan, jembatan yang sempat menjadi kebanggaan pemerintahan Kalimantan Timur roboh dan menelan korban. Disaat akad nikah dilaksanakan di Cipanas, Jogja dilanda gempa. Inilah kesempatan besar kaum mistis mengemukakan berbagai teori konspiratif-metafisis bahwa pernikahan terjadi dihari “panas”. Rajanya raja lebih tahu masalah peramalan, kawulo tidak mengerti apa-apa. Rajanya raja sedang pesta, kawulo harus bahagia juga
Sebagaimana diungkapkan oleh tamu undangan yang hadir di pesta akbar akhir tahun ini, pernikahan Ibas-Alya cukup sederhana. Ukurannya jelas, karena ada jajanan pasar, kursi-kursi biasa, dan wajar saja kalau menggunakan tempat luas karena yang menikahkan itu adalah pimpinan negara, “masa lembaga negara tidak diundang?” begitu ujar Marzuki Alie. Pesta ini pun pesta biasa saja, cuma karena yang menikahkan itu adalah Presiden, maka wajar jika ia memperoleh privilege menggunakan fasilitas negara, ujar staf kepresidenan.
Sebagai orang yang berbudaya timur akan tidak pantas jika memandang pernikahan putra Presiden ini dengan negatif, karena presiden itu pemimpin yang harus dihormati dan disegani. Tidak boleh kawulo, mencurigai pernikahan ini memakai uang negara walaupun uang SBY ditambah Hatta Rajasa sebagaimana laporan resminya jauh dibawah total biaya yang diperkirakan keluar untuk perhelatan akbar ini. ndak boleh itu.
Tidak boleh juga kawulo bilang bahwa pernikahan ini bukan pernihakan royal wedding presiden itu toh pemimpin diera modern, sama seperti Raja. Walaupun tidak ada trah raja, presiden menikahkan anaknya dengan cara raja itu sah-sah saja, wong raja saja presiden yang pimpin kok. Jangan dibanding-bandingkan antara pernikahan ala kerajaan dengan pernikahan putra presiden yang dibuat ala kerajaan. Sama itu. Karena itu, stasiun TV pun “harus” meliput kejadiannya, harus itu, presiden toh raja nya raja.
Kalau ada kawulo yang bilang pernikahan ini seperti acara kenegaraan ya memang benar itu. Presiden itu rajanya raja dan karena ia adalah raja, acara keluarganya pun masuk sebagai acara kerajaannya. Jadi kawulo jangan sinis. Ini memang acara kenegaraan. Pengamanan turunkan TNI/Polri, Tempat ya harus di istana, rakyat pastinya akan senang maka itu disiarkan oleh televisi biar semua kebagian senangnya.
Jembatan roboh itu bisa nanti Senin saja diurus seksama, hari ini raja sedang pesta tidak boleh diganggu. Yang mau beli buku di book fair mbok ya prihatin dan banyak menabung. Jangan hambur uang buat beli kertas, ini rajanya raja yang sedang pesta. Gempa toh sudah terjadi, nanti korbannya diurus setelah selesai pesta. Semua sudah disampaikan kepada yang wajib, Kapolri ada dipesta, Menteri ada, Panglima TNI ada, Anggota DPR ada, jadi semua sudah disampaikan. Tapi sekarang raja sedang pesta, kawulo tenang!!!
Itu buruh-buruh yang demo juga harus tenang, Rakyat Papua yang terus berteriak mbok ya juga tenang dulu, Rajanya raja sedang pesta. Besok Senin semua pasti diurus oleh jajaran kerajaan Indonesia. Mau sejahtera kok demonstrasi, nonton pernihakan putra raja itu lebih baik biar bisa merasakan kebahagiaan yang sama. Presiden pasti prihatin kok dengan nasib sampeyan para kawulo. Tapi hari ini Rajanya raja sedang Pesta. Persoalan gak akan selesai juga walau hari ini presiden “tangani” jadi jangan gaduh, Rajanya raja sedang pesta.
Siapa yang tidak nurut kemauan dan perintah raja adalah pemberontak dan harus ditindak. Kawulo tenang, Rajanya raja sedang pesta.
Comments
Post a Comment