Skip to main content

RAJA SEDANG PESTA, KAWULO TENANG!!!

“dan Pesta itu pun berlangsung saat jembatan runtuh memakan nyawa kawulo”


Seharian ini perbincangan pernikahan Ibas putra SBY dan Alya Putri Hatta Rajasa sangat ramai dibicarakan publik. Ada yang sumringah tak sedikit yang mencibir. Ada yang senang banyak juga yang prihatin. Tapi pasti semua senang, karena Rajanya Raja sedang pesta.

Disaat bersamaan dengan diberlangsungkannya pestapora para pejabat di JCC, di Kalimantan, jembatan yang sempat menjadi kebanggaan pemerintahan Kalimantan Timur roboh dan menelan korban. Disaat akad nikah dilaksanakan di Cipanas, Jogja dilanda gempa. Inilah kesempatan besar kaum mistis mengemukakan berbagai teori konspiratif-metafisis bahwa pernikahan terjadi dihari “panas”. Rajanya raja lebih tahu masalah peramalan, kawulo tidak mengerti apa-apa. Rajanya raja sedang pesta, kawulo harus bahagia juga

Sebagaimana diungkapkan oleh tamu undangan yang hadir di pesta akbar akhir tahun ini, pernikahan Ibas-Alya cukup sederhana. Ukurannya jelas, karena ada jajanan pasar, kursi-kursi biasa, dan wajar saja kalau menggunakan tempat luas karena yang menikahkan itu adalah pimpinan negara, “masa lembaga negara tidak diundang?” begitu ujar Marzuki Alie. Pesta ini pun pesta biasa saja, cuma karena yang menikahkan itu adalah Presiden, maka wajar jika ia memperoleh privilege menggunakan fasilitas negara, ujar staf kepresidenan.

Sebagai orang yang berbudaya timur akan tidak pantas jika memandang pernikahan putra Presiden ini dengan negatif, karena presiden itu pemimpin yang harus dihormati dan disegani. Tidak boleh kawulo, mencurigai pernikahan ini memakai uang negara walaupun uang SBY ditambah Hatta Rajasa sebagaimana laporan resminya jauh dibawah total biaya yang diperkirakan keluar untuk perhelatan akbar ini. ndak boleh itu.

Tidak boleh juga kawulo bilang bahwa pernikahan ini bukan pernihakan royal wedding presiden itu toh pemimpin diera modern, sama seperti Raja. Walaupun tidak ada trah raja, presiden menikahkan anaknya dengan cara raja itu sah-sah saja, wong raja saja presiden yang pimpin kok. Jangan dibanding-bandingkan antara pernikahan ala kerajaan dengan pernikahan putra presiden yang dibuat ala kerajaan. Sama itu. Karena itu, stasiun TV pun “harus” meliput kejadiannya, harus itu, presiden toh raja nya raja.

Kalau ada kawulo yang bilang pernikahan ini seperti acara kenegaraan ya memang benar itu. Presiden itu rajanya raja dan karena ia adalah raja, acara keluarganya pun masuk sebagai acara kerajaannya. Jadi kawulo jangan sinis. Ini memang acara kenegaraan. Pengamanan turunkan TNI/Polri, Tempat ya harus di istana, rakyat pastinya akan senang maka itu disiarkan oleh televisi biar semua kebagian senangnya.

Jembatan roboh itu bisa nanti Senin saja diurus seksama, hari ini raja sedang pesta tidak boleh diganggu. Yang mau beli buku di book fair mbok ya prihatin dan banyak menabung. Jangan hambur uang buat beli kertas, ini rajanya raja yang sedang pesta. Gempa toh sudah terjadi, nanti korbannya diurus setelah selesai pesta. Semua sudah disampaikan kepada yang wajib, Kapolri ada dipesta, Menteri ada, Panglima TNI ada, Anggota DPR ada, jadi semua sudah disampaikan. Tapi sekarang raja sedang pesta, kawulo tenang!!!

Itu buruh-buruh yang demo juga harus tenang, Rakyat Papua yang terus berteriak mbok ya juga tenang dulu, Rajanya raja sedang pesta. Besok Senin semua pasti diurus oleh jajaran kerajaan Indonesia. Mau sejahtera kok demonstrasi, nonton pernihakan putra raja itu lebih baik biar bisa merasakan kebahagiaan yang sama. Presiden pasti prihatin kok dengan nasib sampeyan para kawulo. Tapi hari ini Rajanya raja sedang Pesta. Persoalan gak akan selesai juga walau hari ini presiden “tangani” jadi jangan gaduh, Rajanya raja sedang pesta.

Siapa yang tidak nurut kemauan dan perintah raja adalah pemberontak dan harus ditindak. Kawulo tenang, Rajanya raja sedang pesta.

Comments

Popular posts from this blog

PIPIN CEPLOS

Entah kenapa sejak kemarin malam 19/03 pikiran saya “terganggu” dengan akan berlangsungnya Pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Mungkin karena halangan saat pulang kantor ketika saya (ternyata) melalui kantor KPUD DKI yang sedang dipenuhi massa pendukung FOKE – NARA, atau mungkin karena memang sedang “iseng” atau bisa jadi karena pikiran lagi kepingin dibawa serius. Namun yang pasti hingga malam ini 20/03, “gangguan” tersebut masih tersisa dikepala saya. Pagi tadi, saya coba berselancar di jagat maya, mencari tahu siapa saja yang sudah mendaftarkan diri sebagai bakal calon pemimpin di DKI Jakarta ini. Ternyata sudah ramai pasangan yang mendaftarkan diri di KPUD DKI. Ada Alex –Nono, Hendardji-Riza, Jokowi-Ahok, Foke-Nara, Hidayat-Didik yang kesemuanya didukung partai atau koalisi partai atau “mencoba untung” dari dukungan partai. Hanya satu pasangan bakal calon yang menarik perhatian saya Faisal-Biem yang diusung melalui jalur independen. Dari awal memang saya sudah menaruh antipati ter

Dapat Link Buku

Buat temans yang senang membaca lewat komputer, Ada hadiah dari seorang kawan yang juga penikmat e-book. Sayang, saya belum sempat preview semua halaman websitenya, jadi saya belum dapat memberi cerita apapun tentang hal ini. Coba jelajahi di perpustakaan digital ini .

Pendidikan Ganda demi Bonus Demografi

DJOKO SANTOSO DIDIE SW . Daripada tidak, Indonesia lebih baik sedikit terlambat untuk memulai sistem pendidikan ganda dalam pendidikan tinggi. Sistem ini sukses diterapkan Jerman dan ditiru banyak negara Eropa, termasuk menjadi pendo- rong kemajuan Korea Selatan. Maka, wajar jika Presiden Joko Widodo meminta agar hal tersebut segera serius dilaksanakan. Presiden memang berkali-kali menekankan relasi antara pendidikan dan kebutuhan nyata sesuai perkembangan cepat zaman. Lantas apa pentingnya dan bagaimana sebenarnya cara kerja dari sistem pendidikan ganda? Bagaimana perguruan tinggi bersama perusahaan industri bisa menerapkan pendidikan kejuruan dan pelatihannya tersebut dengan sukses? Jerman menerapkan sistem pendidikan ganda dalam upaya mempercepat penyejahteraan penduduknya. Sistem ini menghasilkan kontribusi besar dari sejumlah besar kaum muda yang berketerampilan khusus. Model pendidikan praktis ini dapat melatih kaum muda dalam keterampilan yang relev