Skip to main content

MANAGER HARUS TAHU SENI MEMIMPIN

Bekerja disebuah perusahaan besar tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi sebagian orang. Namun tidak halnya jika bekerja disebuah perusahaan besar namun dipimpin oleh orang yang tidak menggunakan metode kerja kepemimpinan.

Inilah yang saya alami sekarang. Entah kenapa atasan saya yang seharusnya menjadi pemimpin saya malah kurang dapat mengatur kerja bawahannya. Benar bahwa Ia memberikan instruksi dan sejenisnya. Namun sangat nampak ia belum dapat memaksimalkan sumberdaya yang dipimpinnya, termasuk saya.

Entah kenapa saya memperhatikan bahwa pimpinan saya kurang bisa memberikan arahan-arahan kerja yang semestinya diberikan kepada bawahan seperti saya. Jangankan mengelola kerja secara tim, membagi tugas untuk bawahannya saja hanya didasarkan pada task oriented instruction.

Menyenangkan memang kalau kita bekerja hanya untuk memperoleh uang. Tanpa harus banyak bekerja gaji di tiap akhir bulan akan mengalir ke rekening. Namun akan sangat menyiksa jika kita bekerja juga untuk pengembangan diri.

Pemimpin yang tidak dapat mengelola kerja bawahannya, menurut saya adalah pemimpin yang dapat mencelakai pengembangan diri bawahannya. Membuat bawahan menjadi terlena dengan suasana kerja yang tidak seimbang.

Comments

Popular posts from this blog

PIPIN CEPLOS

Entah kenapa sejak kemarin malam 19/03 pikiran saya “terganggu” dengan akan berlangsungnya Pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Mungkin karena halangan saat pulang kantor ketika saya (ternyata) melalui kantor KPUD DKI yang sedang dipenuhi massa pendukung FOKE – NARA, atau mungkin karena memang sedang “iseng” atau bisa jadi karena pikiran lagi kepingin dibawa serius. Namun yang pasti hingga malam ini 20/03, “gangguan” tersebut masih tersisa dikepala saya. Pagi tadi, saya coba berselancar di jagat maya, mencari tahu siapa saja yang sudah mendaftarkan diri sebagai bakal calon pemimpin di DKI Jakarta ini. Ternyata sudah ramai pasangan yang mendaftarkan diri di KPUD DKI. Ada Alex –Nono, Hendardji-Riza, Jokowi-Ahok, Foke-Nara, Hidayat-Didik yang kesemuanya didukung partai atau koalisi partai atau “mencoba untung” dari dukungan partai. Hanya satu pasangan bakal calon yang menarik perhatian saya Faisal-Biem yang diusung melalui jalur independen. Dari awal memang saya sudah menaruh antipati ter

Dapat Link Buku

Buat temans yang senang membaca lewat komputer, Ada hadiah dari seorang kawan yang juga penikmat e-book. Sayang, saya belum sempat preview semua halaman websitenya, jadi saya belum dapat memberi cerita apapun tentang hal ini. Coba jelajahi di perpustakaan digital ini .

Pendidikan Ganda demi Bonus Demografi

DJOKO SANTOSO DIDIE SW . Daripada tidak, Indonesia lebih baik sedikit terlambat untuk memulai sistem pendidikan ganda dalam pendidikan tinggi. Sistem ini sukses diterapkan Jerman dan ditiru banyak negara Eropa, termasuk menjadi pendo- rong kemajuan Korea Selatan. Maka, wajar jika Presiden Joko Widodo meminta agar hal tersebut segera serius dilaksanakan. Presiden memang berkali-kali menekankan relasi antara pendidikan dan kebutuhan nyata sesuai perkembangan cepat zaman. Lantas apa pentingnya dan bagaimana sebenarnya cara kerja dari sistem pendidikan ganda? Bagaimana perguruan tinggi bersama perusahaan industri bisa menerapkan pendidikan kejuruan dan pelatihannya tersebut dengan sukses? Jerman menerapkan sistem pendidikan ganda dalam upaya mempercepat penyejahteraan penduduknya. Sistem ini menghasilkan kontribusi besar dari sejumlah besar kaum muda yang berketerampilan khusus. Model pendidikan praktis ini dapat melatih kaum muda dalam keterampilan yang relev