Skip to main content

BELAJAR KEADILAN

Sejak mulai sekolah kita belajar tentang keadilan. Teori tentang keadilan menjadi bahan hapalan “wajib” untuk penilaian pelajaran moral. Aristotles, Imanuel Kant, Hobbes dan banyak tokoh lainnya merupakan pahlawan yang harus dihapal dalam pelajaran keadian. Keadilan bahkan menjadi bacaan yang harus dilafalkan oleh pemimpin upacara disetiap hari senin.

Namun kini keadilan itu semakin memperlihatkan bentuk “nyata” dirinya. Ia dapat menjadi sumber penghasilan, dapat juga menjadi sumber kekuasaan, termasuk sebaliknya ia juga dapat menjadi sumber petaka dan penderitaan.

Hari ini saya belajar tentang keadilan.

Keadilan tak lain adalah terjaminnya aturan dapat dijalankan. Sempit? Yah itulah yang saya pelajari tentang keadilan. Ia tak lain adalah alat untuk menegakkan aturan yang dibuat oleh penguasa negara.

Pada saat seorang miskin mencuri untuk bertahan hidup. Keadilan adalah menghukum tindakan pencurian si miskin, walaupun apa yang dicurinya adalah buah yang tumbuh di atas tanah nenek moyangnya yang sudah digusur pemilik uang banyak.

Keadilan juga adalah menghukum si pencuri listrik yang karena merasa tidak diperlakukan sama akhirnya ia menyambung listrik ke rumahnya yang gelap gulita.

Keadilan juga adalah ketika ada sejumlah orang banyak banyak yang mendukung seseorang yang berada dalam posisi kekuasaan dan tidak berlaku jika tidak ada dukungan.

Keadilan tidak lain adalah permainan pasal-pasal yang didominasi oleh sekelompok orang profesional menara gading. Profesional yang berbicara dalam bahasanya sendiri tanpa pernah mau diupayakan membangun pengertian yang sama oleh orang diluar kelompoknya.

Kini keadilan juga adalah hukuman ketika seseorang yang mengingatkan sesamanya tentang perlakuan tidak layak yang diterimanya dari sebuah institusi bisnis yang merasa dicemarkan nama baiknya.

Keadilan juga nampak pada saat sekelompok orang digusur atas nama pembangunan walaupun tempat tinggalnya adalah satu-satunya tempat didunia ini untuk mereka bertahan dan memberlangsungkan hidupnya.

Beginilah saya belajar tentang keadilan sekarang.

Cukuplah saya saja yang belajar seperti ini tentang keadilan.

Anak, cucu dan keturunan saya harus belajar bahwa keadilan adalah perjuangan panjang kebenaran yang diyakininya, tanpa rasa takut. Walau badan harus berkalang tanah, perjuangan panjang itu harus terus bergelora.

Comments

Popular posts from this blog

PIPIN CEPLOS

Entah kenapa sejak kemarin malam 19/03 pikiran saya “terganggu” dengan akan berlangsungnya Pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Mungkin karena halangan saat pulang kantor ketika saya (ternyata) melalui kantor KPUD DKI yang sedang dipenuhi massa pendukung FOKE – NARA, atau mungkin karena memang sedang “iseng” atau bisa jadi karena pikiran lagi kepingin dibawa serius. Namun yang pasti hingga malam ini 20/03, “gangguan” tersebut masih tersisa dikepala saya. Pagi tadi, saya coba berselancar di jagat maya, mencari tahu siapa saja yang sudah mendaftarkan diri sebagai bakal calon pemimpin di DKI Jakarta ini. Ternyata sudah ramai pasangan yang mendaftarkan diri di KPUD DKI. Ada Alex –Nono, Hendardji-Riza, Jokowi-Ahok, Foke-Nara, Hidayat-Didik yang kesemuanya didukung partai atau koalisi partai atau “mencoba untung” dari dukungan partai. Hanya satu pasangan bakal calon yang menarik perhatian saya Faisal-Biem yang diusung melalui jalur independen. Dari awal memang saya sudah menaruh antipati ter

Dapat Link Buku

Buat temans yang senang membaca lewat komputer, Ada hadiah dari seorang kawan yang juga penikmat e-book. Sayang, saya belum sempat preview semua halaman websitenya, jadi saya belum dapat memberi cerita apapun tentang hal ini. Coba jelajahi di perpustakaan digital ini .

Pendidikan Ganda demi Bonus Demografi

DJOKO SANTOSO DIDIE SW . Daripada tidak, Indonesia lebih baik sedikit terlambat untuk memulai sistem pendidikan ganda dalam pendidikan tinggi. Sistem ini sukses diterapkan Jerman dan ditiru banyak negara Eropa, termasuk menjadi pendo- rong kemajuan Korea Selatan. Maka, wajar jika Presiden Joko Widodo meminta agar hal tersebut segera serius dilaksanakan. Presiden memang berkali-kali menekankan relasi antara pendidikan dan kebutuhan nyata sesuai perkembangan cepat zaman. Lantas apa pentingnya dan bagaimana sebenarnya cara kerja dari sistem pendidikan ganda? Bagaimana perguruan tinggi bersama perusahaan industri bisa menerapkan pendidikan kejuruan dan pelatihannya tersebut dengan sukses? Jerman menerapkan sistem pendidikan ganda dalam upaya mempercepat penyejahteraan penduduknya. Sistem ini menghasilkan kontribusi besar dari sejumlah besar kaum muda yang berketerampilan khusus. Model pendidikan praktis ini dapat melatih kaum muda dalam keterampilan yang relev